Minggu, 18 Mei 2008

LINK

Halaman ini berisi link-link situs terkait ........ (under construction)

KUNJUNGAN SNKI KE PURI KLUNGKUNG




D EWAN Pengurus Pu-sat Sekretariat Nasional (SNKI) berkunjung ke Puri Agung Smaranegara. Klung-kung. belum lama ini. Kunjungan tersebul dimaksudkan untuk mensosialisasikan SNKI lewal diskusi pelestarian budaya dan tradisi perkehsan. Puri Agung Smaranegara Klungkung — se-bagal purl tertua — diharapkan dapat mengambil peran pen-ling dalam upaya pelestarian dan pengembangan apresiasi masyarakat Bail, khususnyage-nerasi muda di wilayah Klung­kung, terhadap budaya perkeh­san. Dalam gambar terlihat Sekjen SNKI Wiwono Basuki Tjokronegoro (tengah) dan San-tosoAdtvvibowofBidangOrgani-sasi) saat diterima oleti Putra Mabkota Puri Agung Smara­negara. Tjokorda Gde Agung Pradnyana Putra, Tjokorda Alii Putra dan Made Ardika dan Puri Klungkung.

Konsultasi Tosan Aji

MEMANDIKAN PUSAKA

Saya mendengar Majaiah KERIS akan diterbitkan. Saya termasuk awam dalarn hal keris dan tosan aji. tetapi sekadar ingln tahu saja. apakah bedanya memandikan pusaka dl bulan Sura dengan mewarangi kens? Soalnya, setahu saya marangi (warangan) keris Itu kan pakai uba rampe yang khusus.
Mitro Kahmalang, Bekasi


Memandikan pusaka, biasanya hanya dengan air dan kembang seiaman. Sedangkan mewarangi keris. adalah merendam bilah keris dalam larutan kliusus warangan agar pamor muncul. Bilah kerisyangmau diwarangi. pertama-tama harus "dipuUhkan" dulu dengan jalan dibersihkan dan dislkat dengan air jeruk serta sabun (dulu dipakai juga kelerak). Setelah bltah menjadi putih dan bebas karat, barulah Man direndam dalam larutan warangan yang dituang dl blandongan (tempat mewarangi keris dan kayu, atau boleh juga pralon talang). Tentu sa/a, mewarangi ada "Hmu'nya tersendiri, yang hanya dikuasai ofeh ahli mewarangi. Silahkan. percayakan bilah Anda untuk diwarangi oteh ahiinya, Salah-salah, bilah keris Anda malah rusak Jika sembarangan diwarangi. alau terlalu sering diwarangi. Kens cukup diwarangi lima atau sepuluh tahun sekali. bila pertu. Dan jangan lupa bilah keris diminyaki dengan minyak keris, yang biasanya dibumbui aroma pilihan menurut selera pemilik keris.

MENGELUARKAN KERIS DAR1 WARANGKA

Semoga pertanyaan saya (nl lldak salah atamal, karena saya mendengar akan terbit Maialah KERIS kenka saya nonlon wayang di Taman Mini Begini, ketlka meHhat orang sedang mengetuarkan kens dan warangkanya, saya lihat kerisnya larvgsung ditarik ke sisi kanan tellnga. Apa sih maksudnya, tolong dong dikasih penjelasan.
Sutikno Lubang Buaya. Jakarta


Intinya, menghormati benda pusaka. Boleh Anda lakukan boleh tidak. Itulah cara yang biasa dilakukan kaiangan perkerisan, untuk juga menghormat pemilik keris pusaka yang Anda buka. Tentunya, pemilik pun akan tersanjung puia. jika keris miliknya dihormati. Tenlang kenapa mesti ditarik ke sisi kanan tellnga, anggap saja itu sebagai cara yang khas dilakukan oleh kaiangan perkerisan. Seperti halnya militer yang menarik tangan kanannya. dart member) hormat di depan wajah, apabila bertemu sesama militer atau atasannya.

KERIS BISA BERDIRI

Pada saat ada acara diskusi dl Galen Nasional. Jakarta Pusat. saya melihat sendlri Bapak Haryono Haryo Guritno yang menjadi nara sumber. bisa memukau para undangan dengan mendihkan keris dl atas warangkanya. Mengapa kens bisa berdiri? Apakah Itu lantaran kerisnya sakti?
BUDIONO Kallbaru. Jakarta Pusat


Salah satu keistimewaan keris, meski bentuk bilahnya asimetris. la memihki keseimbangan. Salah satu buktinya, bisa diberdirikan di atas warangka meski jika dilihat. posisinya condong. Jadi, kens berdiri bukan karena kerisnya sakti.Itu semata-mata keseimbangan. Memang tidak semua keris bisa diperiakukan seperti itu. apalagi keris-keris yang berharga. Salah-salah. jika terjatuh karena coba-coba diberdirikan malah rusak. Kan sayang.

KENA WARANGAN

Suatu ketlka. saya pernah me-megang kens yang sudah diwarangi. Setelah itu, tangan saya terasa gatal-gatal. Sisakah dijelaskan. racun apa yang menyebabkan kulit saya menjadi gatal-gatal?
Aryo Bimo
Karangpandan, Surakarta. Jateng.


Warangan, pada hakikatnya adalah racun. Berbahaya apabila tertusuk atau tergores keris yang sudah diwarangi. Cairan warangan yang pekat, jika Anda pegang, akan memmbulkan kulli gatal-gatal. Warangan memang bersifat korosif, danabrasif. Meski memperindah bilah keris sahingga gurat-gurat pamomya muncul. warangan juga "memakan" bilah. Maka, keris yang terlalu sering diwarangi akan semakin keropos. Warangan yang kering di bilah, tidak begitu membuat kulit gatal. Apalagi kalau sudah diminyaki dengan minyak kens. Minyak keris, juga melindungi bilah terhadap karat.

KEGUNAAN KERIS

Sempat disebut, keris dibuat de­ngan berbagai macam kegunaan, Apa saja itu, dan coba terangkan sejelas-Jelasnya
SEMBODO PasarMinggu, Jakarta Selatan


Sebagai awal dapat diketahui bah-wa salah satu kegunaan kens untuk ke-lengkapan pakaian tradisional, baik bagl suku bangsa Jawa maupun suku bang-sa lainnya di Indonesia dan beberapa Negara Asia Tenggara. Jaman sekarang ini, keris dipakai terutama pada acara-acara pemikahan.
Keris dalam budaya Jawa dan be­berapa suku bangsa Indonesia lainnya, juga dapat berlaku sebagai duta atau utusan pribadi Misalnya seorang utu-san raja baru di anggap resmi bilamana utusan itu membawa keris tertentu dari rajanya. Seiaku utusan pribadlm keris juga dapat mewakill seseoirang pria pada waktu memmang seorang gtadis, dan mewakill dinnya di pelaminan pada saat pemikahan.
Sebagai ikatan kekeluargaan, dalam tradisi Jawa sebllah kens kadang-kadang diberikan oleh seorang mer-tuan kepada menantu leiakmya. Kens yang demikian disebut cunduk ulel atau kancing gelung. Sabenarnya masih banyak lagi fungsl keris dalam budaya dan tradisi kita.

Pamor "Sugih" UDAN MAS


Bila ingin gampang memperoleh rezeki, miliki keris pamor Udan Mas. Ituiah mitos yang berkembang di kalangan masyarakat. Tak heran, keris pamor Udan Mas banyak diburu banyak kalangan - mulai dari pedagang kaki lima hingga kaum pebisnis kelas kakap.



T AK salah, memang, aki-bal mitos yang melekal pada keris befpamor Udan Mas sebagai kens pendatang rezeki, maka 'permintaan' terhadap keris Inl pernah rnengalami booming. Akibat lebih jauh, sesua) dengan teori ekonoml klaslk, karena perminlaan la-jam sementara barang di pasar lang-ka, maka harga kens Udan Mas pun sempal melambung tinggi. Udan Mas Tangguh Pajajaran. misalnya, kenoati harganya tak mencapai ratusan jura ru-piah. namun harganya bisa menembus angka Rp 40 ula. Pada dasarnya. Keris pamor Udan Mas. nllainya sangat bor-variasi, tergantung pada pada tangguh dan keuntuhan bentuk. Tentu saja, ada pula keris Udan Mas yang harganya hanya Rp 2 juta

Inilah keris yang, barangkali. paling banyak dibuat pada saal mi. Karena
itu pula, tak sedikit terjadi praktek-praktek pemalsuan keris berpamor Udan Mas Inl. Banyak keris Udan Mas baru dengan tampllan - dibuat - tam-pak sepuh (tangguh lama). Apalagt menurut sejumlah pakar keris. secara teknis. keris berpamor mi tak terlalu su-lit dibuat. Kendati begitu, secara fislk, kesempurnaan garap keris pamor Udan Mas buatan empu zaman kim, sudah cukup istimewa. Menurut sejumlah pa­kar kens dan tosan aji kepada KERIS. Udan Mas buatan Madura, misalnya. dari sisi beniuk raia-rata sudah cukup bagus. Walaupun, tetap saja ada sedikit perbedaan aniara keris Udan Mas yang satu dengan yang lain.
Tak ada yang tahu pasti, sejakkapan keris Pamor Udan Mas banyak diminati kalangan luas. Yang jelas. awal mulanya keris pamor Udan Mas itu kebanyakan tangguh Pajajaran atau Tuban. Mungkin pada masa itu, permintaan untuk membuat keris kebanyakan adaiah Udan Mas.
Secara khusus, pamor Udan Mas mempunyai cir)-cirl motif seperli titik-titik air hujan yang atuh ke genangan air. Titik-titik air hujan emas. Atau se­cara gampang, seperti bulatan obat nyamuk, yang menggerombol dengan pola lima-lima. Antar bulatan lima itu ada jeda atau ruang sela, sehmgga se­cara keseluruhan pamor mi memang memiltki desain yang nilai estetikanya tmggi. Kenapa buiatan-bulatan seperti air hujan itu mengelompok dalam for-masi lima-lima? "Mungkin. dahulu me­mang ada keterangan filosofinya. Ada makna dalam pola itu," ujar seorang pakar keris.
Pamor Udan Mas. biasanya menem pat! bilah keris lurus dengan badan bilah yang agak rata. Khususnya keris-keris berdapur Tilam Upih. Tilam Sari Jalak Sangu Tumpeng atau Brojol

Agaknya, cukup sutrt kiranya membuat pamor Udan Mas pada biiah keris yang berlekuk Quk). Dan dan tangguh kens berpola pamor Udan Mas, yang terbaik adalah tangguh Pejajaran dan Tuban. Karena pada umumnya bilahnya tipis.
Pamor Udan Mas merupakan jenls pamor rekan - rekaan. sengaja dibuat dan didesain sejak awal. Secara khu-sus, sebenarnya. keris Udan Mas bisa aibedakan dalam dua hal. Ini berdasar-kan teknik pembuatannya. Kens pamor Udan Mas yang tampak halus motrlnya, biasanya dibuat ketika bitah sudah di-ngtn. Formasi bulatan hujan mas yang berlapls-lapis itu di-dWp pada saat bilah sudah dalam keadaan dingin. Makanya. bulatan tetes hujan emasnya menjadi lebih rapt dan teratur.
Sedangkan [ems lainnya adaiah pamor Udan Mas yang dibuat ketika keadaan bilah masih panas. Term, nolo pamor yang ini agak kurang sempuma, karena dibuat ketika bilah kens dalam kondisi yang panas. Yang menarik. je-nis ini lebih banyak diminati, karena se-lain lebih ekspresif motifnya, biasanya tangguh sepuh {Pajajaran atau Tuban). Keindahan pola pamor pada permu-kaan bilah kens, menjadi salah satu kri-teria untuk menilal mutu keris.
Pada zaman dulu, sandangan, atau wsrangka untuk Udan Mas yang dipercaya akan menlmbulkan penga-ruh atau daya linuwih. tidak menggu-nakan ladrang. Tetapi sandang wallkat. Kenapa? Kens pamor ienis ini selalu dipakai kemana oun pemtllknya beper-gian. Karena dipakai sesering mungkin, maka menjadi tidak tepat kalau meng-gunakan ladrang - meskipun tidak bisa dikatakan salah.
Dalam perkembangannya. kalangan penggemar keris pamor Udan Mas ma-kin melebar. Kalau dulu hanya digema" oleh kalangan pengusaha atau peda-gang saja, maka kini tak sedikit pega-wai negeh, tentara, polisi. karyawan swasla. dan siapapun yang memper-cayai tuah Udan mas. berlomba-lomba memihkinya.

Subronto Laras : KERIS datang Sendiri


A DA kenangan lama yang tetap menjadt misteri bagi Presiden Direktur Indomobil Soebronto Laras. 63. Suatu ketika. semasa masih duduk d( bangku SMA. tiba-tiba saja Soebronto menemukan sebi-lah keris tanpa warangka di dalam almannya. Lho. bagaimana mungkln kerls masuk sendin ke dalam almari? Belum habis rasa herannya. tiba-tiba pula keris itu sudah raib pada ke-esokan harinya.
"Sampai sekarang kejadian ilu tetap tinggai sebagai mis­teri, karena saya tak merasa memasukkan keris. Juga tak ada orang lain yang mengusik lemari saya." katanya tentang Hehadlran keris tak berlekuk itu."Selain tak berlekuk. keris Itu juga dibungkus kain merah," kata menantu pahlawan revolusl Jend. (Pur) Ahmad Yani (aim) ini. Peristiwa itu terjadi di sekitar tahun 1961,
Karena penasaran ihwal kens yang masuk sendiri ke dalam lemari itu lalu ditanyakan Soebronto kepada Murdono. ayahnya. Maklum. ayahnya memang penggemar tosan aji. Khususnya kens. "Waktu itu ayah saya curna btlang, kens itu nggak usah dlapa-apain. Biarkan saja. Itu mungkin pu-saka yang mencan tempat. Kalau cocok pasti akan tetap di situ, tetapi kalau nggak ya akan pergi lagi Ternyata memang benar. keris tersebut hiiang sendiri," tuturnya.
Masih soal keris, Soebronto juga menyinggung tentang beberapa pusaka yang dipunyai mertuanya (aim) Ahmad Yani. "Yang pegang kan Ibu mertua saya. Ibu Yani. Tetapi setelah meninggal, tahun 1991, saya tidak tahu pusaka tersebut dt-serahkan kepada siapa. Lagi pula anak-anaknya kan kurang tertarik mengurus hal-hal seperti itu," katanya.
Bukan hanya pusaka mertuanya, pusaka orang tua Soe­bronto sendiri pun sampai sekarang tidak tahu ada di mana.
Pengetahuan tentang keris diakul Soebronto sangat mi­nim dimilikinya. Kendaii demikian, sebagai anak bangsa. dia mengaku kagum pada keris sebagai warisan leluhur yang akhirnya diakul oleh UNESCO tahun 2005 itu

Nukilan Buku : Keris Jawa: Antara Mistik dan Nalar




Judul : Keris Jawa : Antara Mistik dan Nalar
Penulis/penyusun : Haryono Haryoguritno
PenerOtt : PT. Indonesia Kebanggaanku, Jakarta
Tahun terbit : Celakan Pertama, Januan 2006
Jumiah haiaman : xxxii + 424 (termasuk dattar pustaka dan indeks)
AGAR LEBIH MENCINTAI WARISAN LELUHUR

S EBAGAI benda pusaka, keris serlngkall dl-kaitkan dengan hal-hal yang berbau mislis atau magis. Unsur magis ini terkadang lebih dikedepankan. sehingga unsur fisik keris yang memiliki nilai seni tinggi jadi terabaikan. Lebih jauh, keris lantas dikeramalkan, bahkan diben sesaji. Meski hat itu lidak bisa dihindarkan. untuk jangka pan-jang sangat tidak menguntungkan buat perkembangan dan pengenalan keris itu sendin. Terutama untuk generasi muda sekarang. Apalagi di masa dahulu. bahkan mungkin sampai sekarang. ada anggapan bahwa pengetahuan tentang kens lidak boleh diajarkan ke sembarang orang.
Persoalan itu sangat disadari oleh penulis buku Keris Jawa: Antara Mistik dan Nalar int. la merasa berkewajiban menyebarkan pengetahuan tentang keris yang dimilikinya. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi para peminat, baik di Indonesia maupun di mancanegara (him. xxv>. Terlebih keris Indonesia telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagal Karya Agung Warisan Kemanusiaan.
Menurut penuhsnya, budaya keris tersebar di seluruh Ke-pulauan Nusantara, termasuk Nusa Tenggara dan Kesultanan Ternate. Tapl dalam buku ini sengaja dibatasi pada Hngkup keris Jawa. Buku mi terdiri dari delapan bab. Dalam penda-huluannya disebutkan keris merupakan salah satu karya ne-nek moyang bangsa Indonesia. Dan telah dismggung dalam prasasti atau relief candi dari masa lalu. termasuk dalam sumber lisan dan tulisan dan masa yang lebih kemudian. Di-ulas pula tentang kelahiran kens di Jawa, termasuk kaitannya dengan pewayangan.
Perkembangan kens dari masa ke masa. beserta label silsllah raja-raja Jawa dari masa Singasan sampai Mataram Islam diuraikan di bab tersendiri. Termasuk tentang macam-macam (ungsi keris. Pada bab in lah unsur mistis keris diba-has. Pembuatan bilah keris ada di bab selanjutnya. Seolah ingin membongkar mitos bahwa pengetahuan keris sebagai kawruh ingkang sinengker, di sini penulis menguraikan proses pembuatan sebuah keris. termasuk pernak-pernik peralatan yang dipakai. Juga besi dan pamor sebagai bahan keris.
Di bab tentang bilah keris penulis buku menjelaskan bilah keris punya dua aspek visual, yaitu dhapur fbentuk bilah) dan pamor (pola dekorasi bilah). Termasuk bagaimana menghl-tung luk sebuah keris dlsertai daftar nama dhapur dan pamor. Selanjutnya disebutkan bahwa relief dan hiasan emas pada bilah kens memiliki beberapa tujuan Salah satunya adalah tuguan estetis.
Ulasan tentang pelengkap bilah kens atau perabot mu-lai dan gagang, sarung bilah sampai cincin yang menempel ada gagang menempati satu bab. Disertai bahan-bahan yang digunakan. Penjelasan meliputi kaidah yang berlaku di Yogyakarta dan Surakarta. Secara smgkat dijelaskan adanya unsur mistik. bagi yang oercaya, terutama bila ada mala kayu pada gagang.
Penulis menjelaskan mutu garapan secara fisik daiam bab penilaian keris. Terdapat dua golongan keris: keris gramen atau keris dagangan dan keris yasan. Kens yasan sendiri ma-sih dibedakan menurut siapa pemesannya. Diuraikan bahwa ada beberapa kriteria untuk menilai sebuah keris. Salah sa­tunya adalah tangguh yaitu perkiraan pada zaman apa. serta dan mana sebuah keris dlbuat.
Terakhir penulis mengulas tentang perawatan. pemugaran dan pengubahan, penyimpanan keris. sampai etiket perkeri-san Sebagai penutup penulis menyarankan bagi orang masa ktni yang ingin mendapat pengetahuan perkensan. cara ter-mudah adalah dengan menghayati keris-kens yang masih ada sekarang mi.
Secara umum. buku Kens Jawa: Antara Mistik dan Nalar Ini sangat bagus dalam tampilan visualnya. Kualitas foto-foto dan ilustrasinya sangat baik dan informatif. Meski dalam satu hal. seperti diakui penulisnya, buku ini belum merupakan buku ilmiah truth
Buku ini pantas dikoleksi siapa saja yang tertarik atau Ingin tahu tentang keris. Hanya saja. melihat fisik buku ini, sepertinya tidak sembarang orang mampu membell karena harganya. Maka menjadi tugas perpustakaan untuk menye-diakan buku Ini agar bisa dibaca oleh semua orang. Terlebih apabila buku ini disandingkan dengan Ensiktopedi Keris ka-rangan Bambang Harsrinuksmo yang telah terbit dua tahun sebelumnya. Membuka lembar-lembar kedua buku Itu kita seolah diajak berkunjung ke sebuah museum yang bersih. Semua koleksinya tertata rapi dan menarik dengan informasi yang cukup akurat

Keris KALAM MUNYENG SUNAN GIRI


Alkisah Prabu Brawijaya murka. Pengaruh Sunan Giri salah satu dari sembilan
Wali Songo- dianggap sudah mengancam eksistensi Kerajaan Majapahit. Patih
Gajahmada dan pasukannya lalu dikirim ke Giri. Penduduk Giri pun panik dan
menghambur ke Kedaton Giri. Sunan yang saat itu sedang menulis terkejut dan
pena (kalam) yang tengah digunakannya terlontar. Atas kehendak Sang Pencipta
pena yang terlontar itu menjelma menjadi keris ampuh dan keris inilah yang
memporakporandakan pasukan Majapahit.



S UNAN Gin. yang nama kecilnya Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin (lahir di Blamba-ngan, Banyuwangi 1442 masehi} tidak hanya di-kenal sebagai penyebar agama Islam yang gigih. letapi juga pembaharu pada masanya.
Pesantrennya, yang dibangun di pe-bukitan desa Sidomukti. di selalan Gre-sik, tak hanya dipergunakan sebagai tempal pendidlkan agama dalam arli sempit, letapi juga sebagai semacam pusat pervgembangan masyarakat. Gin Kedaton —pesantrennya di Gresik— bahkan tumbuh menjadi pusat polttik yang panting di Jawa kala itu. Ketika Raden Patah (Demak Bintara) melepas-kan diri dari kekuasaan Majapahit, Su­nan Giri malah bertindak sebagai pena-sihat dan panghma militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Pada perkembangan-
nya kemudian, Demak tak lepas dan pengaruh Sunan Gin. Dan Sunan Giri diakui sebagai mufti, pemimpin terting-gi keagamaan se-Tanah Jawa.
Meiuasnya pengaruh Sunan Giri di Gresik mi membuat Prabu Brawl-jaya, raja Majapahit kala itu murka. la memerintahkan patihnya, Gadjah Mada, ke Gin Penduduk Giri ketakutan dan memban)ir ke kedaton Sunan, Ba­bad Tanah Djawi menuturkan, ketika ttu Sunan Girl sedang menulis. Karena terkeut mendengar musuh berdatang-an merusak Giri, pena (kalam) yang di-pegangnya terlontar. Sunan Giri kemu­dian berdoa pada Sang Pencipta.
Ternyata kalam yang terlempar ka­rena terkejut itu. berubah meniadi kens. Keris dari kalam itu mengamuk sendi-n. dan banyak tentara Majapahit yang menyerbu Giri tewas, Sisanya kabur. berlarian kembali ke Majapahit. Dan ke­ris dari kalam itupun dikisahkan. kem-bah sendirl ke Giri Kedaton. Tergeletak
dl depan Sunan. dengan beriumuran darah. Sunan lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa. dan mengatakan pada rakyat Gin oahwa kensnya yang ampuh itu dinamai Kalam Munyeng.
Apakah keris Kalam Munyeng (pena yang berputar-putar) itu modeinya se-perb keris yang pada masa kinl populer dengan nama Kala Munyeng (raksosa yang berputar-putar), wallahu alam. Ataukah kalam yang berputar-putar dan bisa membunuh musun itu sebenamya adalah senjata api yang bisa mengelu-arkan peluru-peluru maut. juga wallahu alam Hanya saja. Babad Tanah Djawi tentunya menuturkan kisah Itu dengar alam plklran yang sesuai pada saat itu seperti dongeng.
Kalau memang benar kens Kalam Munyeng Sunan Gin itu dapurnya se­perti keris Kala Munyeng saat mi, maka nclkan yang ada pada dapur kens lurus ini adalah: gandik lugas. pakai peietan dan tikel alis. sogokan depan khas (bersambung ....... underconstruction)

Keris PASOPATI LAR GANGSIR




Dhapur (bentuk bilah):
Pasopati Pamor:
Lar Gangsir Tangguh (masa pembuatan):
Surakarta Paku Buwono IX
(1861-1893) Jejeran (pegangan):
Nunggak semi, wanda cantheng,
bahan gading Mendak (cincin jejeran):
Emas. berhias berlian putih
seling batu mirah Warangka (sarung keris):
Gayaman bancihan terbuat
dari kayu cendana wangi Sungging (hiasan warangka):
Modang wayang dengan
lambang Paku Buwono Pendok (bungkus warangka):
Blewah kemalo abang







Perawatan BILAH KERIS



Yang dimaksud adalah perawatan teknis. bukan
spiritual.
Pengamatan bilah keris, sebaiknya dilakukan dalam
waktu 2-3 bulan sekali.
Perawatan teknis bilah kens ini dimaksudkan untuk :
(a) Proteksi bilah keris dari kotoran ringan,
(b) Pencegahan timbulnya karat pada bilah keris. Cara Perawatan yang utama adalah pengolesan dengan minyak.
(a) Gunakan minyak hasil industrl {yang sudah leruji kualitasnya). Mlsalnya: minyak mesin jahit Singer atau gun oil,
(b) Jangan menggunakan rrunyak nabati & hewani, buatan tangan. Karena akan mudah menimbutkan amur.
(c) Jangan mengolest tertalu basah. Bilah yang basah minyak secara berfebihan, akan terserap oleh warangka. Akibatnya. warangka jadi ikut berminyak & merusak penampilannya:
(d) Untuk menciptakan aroma "pusaka" minyak industrl tersebut juga bisa diberi campuran minyak cendana, kenanga, dan Iain-Iain.

Apabila bilah keris ternyata dalam keadaan berkarat. harus dilakukan pewarangan.
Mohon hati-hati: pewarangan seharusnya nanya dilakukan bilamana perlu saja,
Bilah keris jangan terlalu sering diwarangi.
Bila terpaksa harus dilakukan pewarangan. paling
cepat setahun sekali. Karena, canan warangan itu
mengerosposkan (korosi) bilah keris.
Dalam melakukan pewarangan, sebaiknya diserahkan
kepadaahlinya,
Simpanlah keris dt tempat yang tidak lembab, atau
terlalu panas
Biasakan menggunakan singep kain yang lembut.
untuk menyelimutr/membungkus keris dalam
warangkanya.

JOKO PITURUN pusaka SUKSESI KERATON YOGYA


Biasanya, suksesi
kekuasaan sarat dengan
konflik. Namun yang
menarik, suksesi raja
Keraton Yogyakarta,
tak pernah diwarnai
pertikaian-apalagi yang
sampai menimbulkan
pertumpahan darah.
Estafet kekuasaan di
Keraton Yogyakarta
selalu ditandai dengan
penyerahan sebuah keris
dapur Jalak Dinding,
yang terkenal dengan
nama Kanjeng Kiai Ageng
Joko Piturun.



T AK lama setelah Sri Sultan Hamengku Buwono (Bersambung .............. underconstruction)

KELAHIRAN kembali setelah MATI

S EBELUM benar-benar meninggat dunia pada tahun 2003 lalu. penulis Ensiklopedi Kens Bam-bang Harsrinuksmo mengalami penstiwa yang arang dlalami orang lain. Daiam budaya Cina, Bambang dikatakan mengalami apa yang disebut orang sebagai tut-tsi. Sebuah proses kelahi-ran kemball setelah mati. Orang yang mengalami tut-tsi dipercaya mengem-ban lugas atau misi tertenlu dari Tuhan. Perisliwa tut-tsi ini dialami Bambang Harsrinuksmo setelah ia menderita sakit selama setahun lebih dan bahkan sempat koma. antara akhir tahun 1995 sampal awaf 1997
Berikut int( adaiah penuturan ter-tulls Bambang Harsrinuksmo pada naskah awal buku otobiogralinya yang betum sempat terblt. Naskah ditulis pada lahun 2003. benudul Bambang Harsrinuksmo; Orang Biasa. Proses "mati"' dan lanir kemball Itu dituliskan dalam judul tulisan, Siapa Saya?
Ketika mala saya terbuka, yang pertama kail tcrlihat adaiah langilla-ngit darl bahan asbes berwama putih. Pandangan mata saya makin ke bawah, terlihat seorang perempuan meman-dangl saya. Dart pandangannya, saya kira dia mengenal saya. Tetapi..., siapa dia? Dan.... siapa saya?
Pikiran saya kosong sama sekali waktu itu. Putih, kosong. Seandainya ada sesuatu yang ada dl pikiran. Peian-pelan. muncul di memori ingatan saya. suasana dan pemandangan yang be-glnl Ini. rasanya adaiah suasana rumah sakit. Saya berbaring, dlkelilingi gordm, sebuah meja kecll di sebelah kanan ran-jang. di atasnyaada termos, botol berisi air putih dan beberapa benda lainnya.
Pasti ini rumah sakit. Dan. karena saya yang berbaring, tentulah saya yang sakit. Mestinya, perempuan yang duduk dl tepl ranjang itu adaiah Istri saya. Istri? Saya sudah punya istri? Lalu apa saya juga punya anak?
Berbarengan dengan munculnya beragam pertanyaan itu, memori di otak saya rupanya mulai menyusun rang-kaian data yang terserak. Pelan-pelan. logika saya Jalan, lalu ingatan mulai ter-susun. "Kamu siapa?" tanya saya pada perempuan itu.
Dia bukan menjawab. tetapi lang-sung memeluk saya dengan tangisnya. Dalam dekapan hangal itu, hati saya bersorak girang: "Benar! Dia istri saya," Tentunya tadi duduk dl tepi ranang ini karena sedang menunggul saya yang sedang sakit. Sakit apa saya?
Badan saya rasanya segar. walau-pun waktu itu saya uga merasa agak lemah. Tetapi saya tidak merasa puslng, tidak mual. tldak ada keluhan apa-apa.
Pikiran saya berjalan lagi. Kaiau perempuan itu istri saya, siapa na-manya? Melihat penampilannya, ia su­dah tidak muda lagi. jadi mestinya kaml sudah punya anak. Tetap berapa anak saya? Laki-laki apa perempuan? Lalu, siapa saja nama mereka?
Saya merasa telah kehilangan me­mori saya, sehingga rasanya otak saya seperti disket atau hardisk kosong, karena datanya telah terhapus Waktu saya membuka mata tadl, bahkan nama sendiri pun tidak ingat.
Lalu anak saya Soni bercenta, em-pat hari sebelum ini saya dibawa dengan ambulans dari RS Polri Kramatjatl ke RS Mitra Keluarga dl Jatinegara untuk di­scard otak saya. Kaianya saya meronta ronta sambil marah-marah saat dima-sukkan dalam tabung scan. Soal int pun, saya sama sekali tidak ingat.
Setelah merasa bahwa otak saya mulai bekerja normal, saya mencoba merekonstruksi apa yang telah saya alami pada hart terakhir sebelum saya masuk rumah sakKetika kemudian saya merasa sadar dan terbanng di rumah sakit, itu ternya-ta sudah enam Man kemudtan. Sampat saat naskah mi saya tuils, tahun 2003. tujuh tahun kemudian, saya merasa ti­dak sadarkan diri sejak tanggal 9 hing-ga 15 September 1996.
Namun menurut istri dan anak-anak saya, selama enam hari itu saya tetap sadar dan dapat diajak berkomunikasi. Mereka bercenta banyak hal mengenat diri saya, tetapi saya tetap tidak blsa mengingatnya.
R UMAH Sakit Persahabatan, Rawamangun, akhir Mei 1996. Setelah mengalami kenaikan suhu badan yang tinggi. akhirnya saya be-rada daiam keadaan koma. Menurut is­tri saya. pada saat itu seluruh keluarga praktis sudah hampir kehilangan hara-pan. Nafas saya bunyinya seperti orang ngorok. mate saya hitamnya sudah memballk ke atas, sudah tidak dapai diajak berkomunikasi.
Selain anak istri, bapak Manggarai dan adik-adik saya juga sudah dipang-git untuk hadir pada "saat-saat terakhir". Untuk mengurangi suhu badan yang tinggi, tubuh saya ditelanjangl. Adik bungsu saya Irawan mengguyur alkohoi dl sekujur tubuh saya. Dalam keadaa" seperti itu, saya sudah tidak merasakan apa-apa lagi...

Putus sudah hubungan saya dengan dunia ini. Saya merasa seperti berada dt sebuah ruang oengap. tertutup dan oenuh asap yang baunya tidak enak. Ruangan itu serupa lorong atau gua oanjang dengan dlnding dari batu pa-das. Cahaya yang menerangi ruangan itu hanya berasal dari bara api yang ber-serakan dl mana-mana.
Suara yang terdengar hanyalah ra-ungan kesakitan, jerit ketakutan, erang-an orang yang menahan sakit. suara rantai di kaki yang diseret-seret. ber-sahut-sahutan dan tumpang Undih silih berganti. Pemandangan menyedihkan, menakutkan, mengharukan, dan memi-tukan terlihat dimana-mana. di sepan-lang lorong pengap itu.
Saya melshat orang-orang disiksa. atau menyiksa dm. Tidak ada algojo. Akan tetapi bola api menyambar-nyam-bar membakar kepala laki-laki dan perempuan. Ada perempuan membetot lidahnya sendiri. lalu memotong-mo-tongnya dengan kukunya. Ada orang duduk di bara api. lalu berteriak kesaki­tan sambil cepat-cepat berdin. tetapi kemudian duduk lagl di bara api itu. Terus diulang-ulang perbuatan itu, se~ hingga bau daging hangus tercium oleh saya, berbarengan dengan bau anyir nanah dan bebauan tak sedap lamnya.
Selama melihat dan merasakan sua-sana itu, hati dan pikiran saya kacau balau. Ada desakan-desakan dalam hati yang ingin agar saya segera bisa pergi dari tempat itu. tetapi ada pula desakan lainnya yang menginginkan segela keke-jian itu dthentikan.
Akhirnya saya condong pada de­sakan yang kedua. "Ya Allah, ya Tu-hanku. saya memohon kepadaMu, hen-tikan siska dan kekejian itu. Kasihani mereka. Ampuni dosa-dosa mereka." saya berdoa dalam hati.
Tiba-tiba dinding bagian atas ruang­an itu merekah dan dengan cepat ter-buka lobar. Cahaya yang amat terang, tetapi tidak menyilaukan seketika me-manuhi sekitar saya. Henmg sejenak. Seakan waktu berhenti. Dan. sesaat kemudian dan kejauhan ada ratusan,
mungkin bahkan ribuan benda mela-yang-layang tidak beraturan mendekati saya. Benda yang melayang itu seperti daun gugur ditiup angin itu makin dekat. dan ternyata adalah ratusan lembarpas-foto. kira-kira ukuran 4X6 cm.
Selembar pasfoto melayang men-dekat. lalu berhenti sekitar setengah detik, begitu dekat sehingga saya dapat mengamati gambar siapa yang ada di situ. Bukan famili. bukan keluarga, akan tetapi sahabat dekat saya: Moham­mad Sugiharto. Pasfoto itu melayang lagi menjauhi saya, dan pasfoto yang lain mendekat, lagi-lagi foto Sugiharto. Demikian berulang kali, mungkin sam-pai belasan kali.Setelah ratusan pasfoto Itu perlahan-lahan menjauh, cahaya yang tadi sangat terang makin mere-dup. Suasana saya rasakan makin da-mai. makin tenteram di hati. Sebentar kemudian, saya tersadar...
H INGGA sekarang saya tidak tabu. apa anl segala yang saya llhat dan saya rasakan ketika saya berada dalam keadaan koma itu. Jelas bahwa apa yang saya lihat dan saya rasakan ketika itu terjadi atas kehendak Tuhan. Tetapi apa maksudnya?
Apa yang saya saksikan ketika dalam keadaan koma itu, sepertinya bukan mimpi, karena setelah saya sadar rasanya telinga saya masih mendengar suara rantat kaki yang diseret-seret. serta nntihan orang kesakitan. Saya tanyakan pada Dik Nuk, isteri saya. dan Son) anak saya. Apakah mereka men­dengar? Jawab mereka: tidak.
Mungkin rintihan kesakitan itu me-mang benar-benar ada, karena bagai-mana pun tempat itu adalah rumah sakit. Jadi, bisa saja pasien di kamar sebelah yang merintih Tetapi bagaima-na dengan suara rantai besi itu?
Saya yakin saya tidak bermimpl. Tetapi kenapa orang lain di sekitar saya tidak? Jika begitu, tentulah saya men­dengar segalanya Itu dengan telinga batin saya. Demikian pula, apa yang saya saksikan, saya rasakan, dan saya clum dl ruangan yang penuh slksa itu
Saksi Mata
adalah sesuatu hasil dan indera yang lain, yang bukan panca indera.
Saya berpendapat. selain panca in­dera penglihatan. pendengaran, pencl-uman, perasaan, dan peraba, manusia uga diberl penglihatan batin, pende­ngaran batin, dan panca Indera batin lainnya. Itulah sebabnya orang lain tidak merasakan apa yang saya rasakan.
Lalu apa artinya semua itu? Menga-pa saya harus mengalaminya? Saya ti­dak tahu. Mengapa selama enam hari pertama di Rumah Sakit Poln saya ke-hllangan kesadaran, kehilangan memo-n. tetapi selama enam hari itu kata mereka saya masih tetap sadar? Lalu apakah pada tubuh saya yang hanya satu ini ada dua "saya"? Saya yang satu tidak sadar. dan pada saat yang sama. ada saya yang lain yang tetap sadar?
Lalu manakah saya yang sebenar-nya di antara dua "saya" itu? Apakah yang tetap sadar, ataukah yang me-ngalami black out selama enam hari? Karena saya penganut Islam, dan Islam tidak mengakui adanya reinkarnasi. ber-arti soal tut-tsi itu hanya cukup saya dengar, tidak harus saya percaya.
Saya anggap bahwa tidak semua yang terjadi pada din saya, harus saya ketahul dan saya mengerti Ada bagian-bagian dan pengalaman dan seiarah hidup saya yang tidak akan dapat saya lelaskan. Karena saya sendih memang tidak tahu, dan tidak mengerti. Saya anggap itu sebagai rahasia Tuhan. yang mungkin akan saya mengerti nanti. en-tah kapan. karena izin dan hdlo lllahi.
Setelah terbebas dan suasana pe­ngap yang mengerikan di ruangan se­perti gua itu. mengapa yang muncul jus -tru ratusan pasfoto Sugiharto. sahabat saya? Mengapa bukan keluarga saya? Bukan bapak. atau ibu misalnya. Dan mengapa harus dalam bentuk pasfoto hitam putih yang tepmya bergerigi?
Soal inipun juga saya anggap seb­agai rahasia Tuhan.

Contact Us

Halaman ini berisi Contact Us Pusaka keris .................................. (under construction)

Buku Tamu

Halaman ini berisi Buku Tamu Pusaka keris .................................. (under construction)

Bursa

Halaman ini berisi BursaPusaka keris .................................. (under construction)

Membership

Halaman ini berisi Membership Pusaka keris .................................. (under construction)

Profile

Halaman ini berisi profile Pusaka keris .................................. (under construction)

Sabtu, 17 Mei 2008

KERIS dalam PEWAYANGAN, DONGENG dan ROMAN SEJARAH


K ERIS memllikl hu-□ungan yang cukup grat dengan seni pe­wayangan. Dalam aewayangan, kens !idak hanya terkait dengan aspek seni knyanya. tetapijuga sampai ke ragam cerila dan simbolis-menya. Bahkan lidak hanya lerdapal pada cerila wayang purwa, letapl uga pada v;ayang golek Sunda dan bebera-pa jenis wayang lain di luar Java. Dalam cerita. lerdapal beberapa nana beniuk keris yang dikaitkan dengan tokoh wa­yang tertentu, sepertl dinyatakan pada uraian berlkul.
Pasopati dalam dunla pewayangan adalah nama anak panah pusaka mi-llk Raden Arjuna yang diparolehnya dari Batara Guru setelah dia bertapa sebelum bertugas membunuh Prabu Nlwatakawaca. Raja Manimantaka. Pa­nah Pasopati berbenluk wulan tumang-gal (bulan sabit). Pusaka mi dcentakan dalam lakon 8egawan Ciptonng. yang merupakan elaborasi Kakawn Arjuna
Wiwaha yang dllulis pnde zsrnsn Prabu Airlangga pada abad ke-11. Namun, dalam dunia perkerisan Pasopati adalah nama bentuk sebuah keris lu'us. Keris Kiai Kata Dete. salah satu pusaka miltk Adipatl Kama pemberian Dewa, memillkl kelebihan dapat mengeluarkan su-ara yang amat mirip suara pemlliknya. Suara keris Itu terdengar beberapa saat $etelah senapati Astma tersebut gugur dalam perang metawan Aruna. Kisah itu dlcentakan dalam lakon Kar-na Tandhing yang merupakan bagian dari kisah Baratayuda. Selain Kiai Kala Dete. Kama uga memillki keris pusaka lain, yakni Kiai Jalak. Jalak adalah nama bentuk keris (urns yang lain.
Beberapa nama kens lain yang (uga dikenal dalam cerita wayang adalah se-bagai berikut: Kiai Jalak Ngoceh: sen-lata raksasa cakil dari negen seberang; Kiai Kate Misani: pusaka Raden Sad2wa dari Sawojajar; Kiai Kala Nadah: pusaka Raden Arjuna dart Madukara; Kiai Pu-lang Gem: pusaka Raden Arjuna; Kiai Tilam Upih: pusaka Prabu Yudistiradan Amarta; dan Kiai Sengkelat: pusaka Raden Narasoma/Prabu Salya dan Mandraka.
Prabu Batadewa sesudah mema-suki usia lanjut memutuskan untuk lengsef kaprabon (tunjn tahtaj dan hidup sebagai pertapa dengan gelar Begawan Curiganata. Curiga adalah kata padanan untuk keris. Dalam seni kriya wayang kulit purwa. kaitan antara keris dan dunia pewayangan lebih jelas lagi. Tokoh wayang seperti Cakil, Buta Terong, Patih Sabrang. dan juga Patih Udawa. semuanya menyandang keris yang dllukiskan dalam bentuk dekora-tif-realistis. Hal itu didapati pada wa­yang gagrag Surakarta dan Yogyakarta (Kasunanan. Mangkunegaran. Kesulta-nan. dan Pakualaman).
Pada tokoh golongan ksatria. ben­tuk keris yang disandang dibelakang pinggang distiler menjadl hiasan yang disebut manggaran. Pada wayang krud, wayang golek purwa. dan bebe­rapa jenis wayang lain, keris digambar-kan dalam bentuk yang iebih realistls dalam llga dimensi. DI alas panggung pergelaran wayang orang. hamplr tidak ada tokoh wayang pria yang tidak me-ngenakan keris. Demikian juga, dalang dan penabuh gamelan, semuanya me­nyandang kens sebagai pelengkap busana. Wayang kulit gaya Pakualaman hampir semuanya dibuat menyandang kens yang digambarkan secara realis-tis; bahkan Bima yang hanya mengena-kan cawat pun menyandang keris.
Seballknya. dunia perkerisan juga mendapat pengaruh dari dunia pewa­yangan. Pengaruh tersebut tampak pada cara penamaan bentuk keris. dan pada nama jenis bentuk hulu keris yang lain. Sebagai contoh, ditambah-kan cerita wayang sebagai berikutAnoman atau Hanoman dalam pewa-yangan adalah seorang tokoh manu-sia-kera yang menjadi pahlawan negerl Pancawati karena daiam parang besar melawan Alengka berhasil menaklukan Rahwana. Dalam perkensan sebutan Anoman dlgunakan untuk menamai bentuk bilah keris berluk lima yang dilengkapi dengan hiasan: kemOang ka-cang, jalen. lambe gajah, pejetan. tikel alts, sogokan depan-belakang panjang hingga ujung bllah. sraweyan. ri pand-han. serta dua buah pudhak sategal di klri-kanannya. Batari Durga pada awal-nya adalah bidadarj canllk bernama Dewi Uma. Karena suatu kesaiahan ler-hadap Batara Guru, suaminya. la dikutuk menjadi perempuan yang bermuka rak-sasa. Dalam perkensan terdapat bentuk tajeran (hulu) yang dibual seperti sosok Batari Durga untuk menambah kesan wibawa serta seramrtya kens yang ber-sangkutan. Bentuk itu juga dimaksud-kan sebagai lambang si penunggu atau penjaga yonl Keris tersebut. (bersambung ..... website dalam pengembangan)

MEMAKNAI UPACARA SURO

Satu Suro takkan pernah dilewatkan begitu saja oleh orang Jawa. Awal
tahun baru menurut penanggalan Jawa ini dipandang sebagai momen sakral
dan disambut dengan berbagai upacara ritual di berbagai tempat.Tetapi ada
makna yang lebih dalam dan sufistik melatari upacara itu.
D UA kota pusat ke-budayaan Jawa, Yogyakarta dan Surakarta adalah kota-kota keraton yang tak pernah melev/atkan upacara menyambut Suro dengan caranya masing-masmg. 01 Yogyakarta. umpamanya, corak per-ingatan lerhhat lebih mengutamakan perjalanan spirrtualistik. Tidak semata mengutang Iradist seremonial. Parang Kusumo. nama pantai di pinggir Laut Selatan. masih dianggap sebagai pusat ritus spiritual menantl 1 Suro. yang ta­hun ini aluh pada 20 Januari 2007.
Solo lain lagi. Upacara penting yang diselenggarakan pada setiap 1 Suro adalah Kirab Pusaka, prosesl sakral berupa arak-arakan pusaka andalan keraton. Prosesi berjalan melalui rute lertentu. mengelillngl keraton pada te-ngah malam 1 Suro. Ritual ini secara le­bih sederrtana dilakukan di Pura Mang-kunagaran pada sore hah menjelang magrlb. Puncak upacara 1 Suro dilaku­kan di Keraton Kasunanan Surakarta pada tengah malam han diawali dengan doa zikir di Mesjid Pujosono di dalam Itngkup keraton.
Tradisi Kirab Pusaka di Surakarta dimaksudkan sebagai simbol peng-harapan kepada Yang Maha Kuasa agar berkenan memberi berkah. rejeki, keselamatan dan kesehatan bagi masyarakat. Tradisi ini sudah ada sejak masa pemerintahan Paku Buwono X. Akan tetapi waktu Itu hanya dtlakukan pada saat keraton menghadapi krisis luar biasa, misalnya terserang wabah penyakit, bahaya kelaparan atau knsis lainnya. Sejak 25 tahun yang lalu Kirab Pusaka diselenggarakan Keraton Sura­karta pada setiap peringatan 1 Suro. awal tahun baru Jawa.
Anehnya, dalam prosesi Kirab Pu­saka mi. Kanjeng Kiai Slamet - kerbau putih yang dikeramatkan - solalu mem-posisikan dirmya di urutan terdepan. di-ikuti oleh kawanan kerbau putih lainnya yang uga dikeramatkan. Kanieng K;ai Slamet dipercayai membawa berkah. dan sebaliknya. akan membawa petaka bagi siapa saja yang menyakitinya. (berlanjut ..... website dalam pengembangan)

SRI SUSUHUNAN PB XIII, Ketika Kunci Itu Tersimpan 15 Tahun

HAMPIR 5 windu lamanya, kisah sepasang pedang pusaka dan Keraton Surakarta yang terlupakan. Sepanjang waktu itu pula. Kanjeng Kial Lepet dan Kanjeng Kial Lawi. sepasang pedang pusaka ilu, tak terdengar keberadaannya. Namun sejak akhir tahun 2004. bersamaan aengan jumeneng raja baru di Keraton Surakarta, ke dua pusaka keramat ilu kaluar darl
Gedong Pusoko. Benkut penuturan dari Sri Susuhunan Paku Buwono XIII kepada KERIS. seputar perjalanan ke dua pusaka sejak zaman Perjuangan Kemerdekaan, hingga sekarang: "Semula. saya juga tidak tahupersis. dimana adanya keclua pu­saka itu. Kurang lebih 15 tahun .belaiu. almarnum Bapak saya PB XII)membenkan sebuah kunci kepada saya. Karena hanya diberi pesan.sirnpenen. ya saya simpan saja. Beliau hanya berpesan pendek, bukaken yen wis ono rojo anyar (bukalah setelah nanti ada raja baru. Red), Saya nggak begitu perhatian ketika itu. Nah, setelah Bapak saya surut (mening-gal. fled), saya ingat pesan beliau Itu.
Maka saya carl lag! kuncl itu. Ketemu. Dan ternyata itu merupakan pembuka sebuah kotak.
Dan di dalam kotak ttu ada kunci lagi. Dengan kunci ttulah. saya buka ruang pusaka, yang Sri Susuhunan temyata berisi pusaka-pusaka ageng kera­ton. termasuk dua buah pedang bersarung emas. Satu berbalut kain merah. dan satunya lagi berbalut kain hljau." (Berlanjut .... website dalam pengembangan)

Sabtu, 10 Mei 2008

BUNG KARNO DAN LEGENDA PEDANG PUSAKA



Bung Karno adalah seorang tokoh besar,
dengan mimpi besar dan pemikiran besar. Dari
dirinya memancar kharisma manusia yang iuar
biasa. Cerdas, berwibawa, dan bercita rasa seni
yang tinggi. Benarkah 'kehebatan' Bung Karno
juga dilandasi dengan sesuatu yang tak kasat
mata, seperti pusaka, misalnya?



PUSAKA memang sarat dengan mitos. Dan ketika mitos itu berkaitan dengan nama besar seorang tokoh. maka tak pelak. mitospun bisa berkembang menjadl suatu keyakinan yang dianggap sebagai sebuah kebena-ran. Bung Karno. misalnya, dengan se-gala kebesaran nama yang menyertain-ya. ternyata juga menyimpan berbagai mitos seputar pusaka yang sampai kini. masih merupakan bahan pembicaraan di kalangan pengagumnya.
Kharisma Bung Kamo memang tak pernah pudar. Ibarat besi sembranl yang akan terus menyedot berbagai macam jenis logam, maka segala hal yang berkaitan dengan Putra Sang Fajar tersebut. apapun itu, selalu menarik perhatian masyarakat luas. Pusaka yang dimiliki Bung Karno, misalnya, hingga kini. masih menjadl barang perburuan sejumiah kalangan.
Tentu saa. minat para pemburu benda pusaka itu. selain karena fak tor sejarah yang melekat pada pusaka tersebut, juga didorong oleh keyaki­nan akan adanya kekuatan hebat (daya linuwih) yang dimiliki pusaka-pusaka Bung Karno. Yaltu kekuatan tersembunyi (sinengker) yang mampu mengiringi dan menambah kehebatan Bung Karno atau siapapun penyandangnya.
Benarkah pusaka berbentuk pedang pei i,Je' atau tcngkal komando yeing ae-lalu disandang Bung Karno dalam se-liap penampilannya, adalah simbol wahyu Kedaton - wahyu kekuasaan?
Sepeni apa dan macam apa saja pusaka-pusaka Bung Karno itu? Benar­kah Bung Karno juga pernah menehma pusaka dan Keraton Surakarta seperli konon diceritakan para sesepun? Dan
apakah benar pusaka tersebut kemudi-an pulang ketempat asalnya (kondur) dt Keraton Gurakarta aetolah Bung Karno tak lag! duduk di kursi Ptesiden? Siapa pemegang pusaka-pusaka itu seka-rang?
Sederetan pertanyaan yang meng-gugah rasa keingintahuan, memang. Namun apapun. menurut Guruh Su­karno Putra, dalam wawancara dengan sebuah media di Jakarta mengatakan,
bahwa Presiden Rl pertama itu hanya menerima pusaka dan leluhurnya saja. "Pusaka Bung Karno diperoleh dari warisan leluhur saa. tidak ada yang lain!" tegasnya.
Semeniara Kris Danubrata, Kepala Istana Batululis. Bogor, menuturkan bahwa Bung Karno menerima berbagai persembahan pusaka dan para pengagumnya selama menjabat sebagai Pre­siden. Selelah Bung Karno dijatuhkan dari kekuasaannya , benda-benda pusaka tersebut "diamankan" di gudang Istana Negara. Tapi sayang selama bertahun-tahun pusaka-pusaka tersebut tidak terawat dengan baik. Baru setelah Megawati diangkat sebagai Presiden pada tahun 2002, Kris Danu-brata yang masih terhitung adik ipar Megawati, ditugaskan untuk mengumpulkan dan mengurus kembali pusaka-pusaka Bung Karno yang terbengkalai. Seiain pusaka. Kris juga ditugasi untuk mengunJS koleksi luklsan Bung Karno yang terkenal itu.
Apapun, pusaka-pusaka pening-galan Bung Karno sangat dlyaklnl me-miliki kekuatan linuwth. Ini tentu saja, dengan meiihat kehebatan Bung Karno yang memiliki kharisma yang sungguh luar biasa. Berwibawa, membuat segan kawan dan gentar lawan. Dan yang juga menonjol. selalu menjadi idola kaum perempuan. "Bung Karno past memihki pusaka-pusaka andalan tpianJel) yang hebat. Keris alau tombak yang mem-berinya tambahan energt positif." kata seorang empu tosan aji. yang tak mau disebut namanya. Buktinya, kata sum-ber KERIS tersebut. ketika terjadl upaya pembunuhan terhadap Bung Karno di Ciklni. Jakarta, pada tahun 1957: Bung Karno. meski dilempari granal bertubi-tubi. tetap bisa lolos dari maut. Dlya­kini ini berkat keampuhan tongkat sakti ben'si keris kecll yang disandang Bung Karno. Tuah dalam keris itiiah yang membentenginya," tegasnya.
Sementara "itu. dl kalangan sesepuh masyarakat losan a)i sering disebut-sebut bahwa Bung Karno pemab me-nenma pusaka dan Keralon Suraksrta Namun selama mi cerita itu hanya &a-mar-samar dan tidak banyak diketahui orang. Menurut tbu Mien Sugandhi, isteri almarhum Jendral Sugandhi. Ajudan Presiden Sukarno pada era 50 an, Bung Karno memang benar menerima dua pu­saka dari Keraton Sura-karta. tap! kedua-duanya sudah dikembalikan. "Selain Bung Karno. Pak Harto juga terima keris dan Keraton Surakarta. " tegas Mien Sugandhi yang juga bemama Kanjeng Raden Ayu (KRA) Sekar Ayu itu.

www.flickr.com